BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Penelitian Tindakan Sekolah
Para tokoh negara Indonesia sering mengatakan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang kaya, negara yang makmur, apa saja ada di negara ini. Minyak
bumi, emas, batu bara ada di dalamnya. Bahlkan
tanahnya subur. Tumbuhan apa pun bisa hidup di Indonesia. Bahkan
penyanyi legendaris dalam kelompok Koes Plus pernah membawakan sebuah lirik
lagu yang di antaranya berbunyi “Negara Indonesia kaya raya, luas tanahnya,
subur dan makmur, tongkat menjadi tanaman”.
Hal ini menandakan bahwa orang Indonesia, dahulu mendambakan tanah yang
luas, kekayaan alam yang melimpah ruah. Akhirnya rakyat menjadi makmur. Tetapi,
kenyataannya semakin tambah usia negara merdeka bertambah pula penderitaan
rakyatnya. Pengangguran meraja lela di mana-mana, pendidikan terlonta-lonta.
Pada dasarnya penyataan di atas terjadi kerena
orang Indonesia pada saat itu menganggap tanah yang luas, kekayaan bumi yang
banyak akan membawa rakyat makmur sehingga orang dulu menitikberatkan
pembangunan sumber daya alam, sedangkan pembangunan sumber daya manusia
dinomorduakan. Berbeda dengan negara USA, Inggris, Australia, Jerman, Jepang,
mereka berpandangan bahwa SDM yang unggul akan mengantarkan negera maju terus
dan rakyatnya sejahtera. Hal ini telah dibuktikan oleh negara-negara tersebut.
Berdasarkan pengalaman itu, negara Indonesia
mulai memandang betapa pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal
itu akan bisa terlaksana jika pemerintah Indonesia meningkatkan SDM melalui
pendidikan, baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhadjir (1993:120) bahwa pengembangan
SDM yang berkualitas harus melalui pengembangan
bakat, minat, dan meningkatkan prestasi lewat upaya-upaya atau perlakuan
yang kita sebut pendidikan. Adapun upaya pemerintah untuk peningkatan mutu
pendidikan telah menetapkan regulasi-regulasi di bidang pendidikan, di
antaranya UU Nomor 2 SPN tahun 1989, PP nomor 28 tahun 1990,
Kurikulum 1994, UU nomor 20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, UU Guru nomor 14 tahun 2006, Kurikulum
2004, KBK ,KTSP, Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2006 dan berbagai
keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
Semua Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri Depdiknas untuk peningkatan mutu pendidikan. Menurut Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2001:11) bahwa mutu pendidikan akan
cepat tercapai jika pengelola pendidikan memperhatikan pendekatan sistem yaitu input-proses-output.
Dalam sistem tersebut, ternyata peranan guru dalam mengelola pembelajaran
sangat dominan. Kelas akan berjalan ke arah yang diinginkan jika guru
merencanakan, membimbing sesuai dengan skenario pembelajaran. Di antara
skenario yang disusun, penggunaan waktu memegang peranan utama.
Dalam pembagian waktu kerja guru (time on task) ternyata terjadi kendala:
kehilangan waktu belajar mengajar atau pemborosan waktu. Kehilangan waktu
tersebut terjadi karena keperluan dinas,
semi dinas. Dalam semi dinas, biasanya guru mengikuti penataran, rapat-rapat,
upacara, seminar, atau apel hari-hari tertentu. Adapun waktu terbuang lainnya
di antaranya guru tidak tepat waktu, seperti:
terlambat datang di sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas
untuk keperluan kantor dan terlalu cepat pulang sekolah.
Akibat demikian banyak siswa, orang tua
/masyarakat mengatakan bahwa SD ini, SD itu pulangnya selalu pagi, anak-anak
bermain terus, tidak diajar, tidak ada
pelajaran, bahkan hal ini mengakibatkan anak-anak melanggar tata tertib
sekolah. Sedangkan waktu di rumah sebagian besar anak-anak membantu pekerjaan
orang tua siswa, karena rata-rata perekonomian masyarakat masih di bawah cukup.
Berdasarkan itu, peneliti sebagai pengawas SD di Kecamatan ________
mengadakan observasi penggunaan waktu guru dalam PBM, ternyata
masing-masing guru rata-rata mengajar kurang dari 80 % .
Sehubungan dengan permasalahan itu, melalui pelaksanaan tindakan sekolah, perlu dilaksanakan alternatif
tindakan yang dipandang tepat untuk mengatasi
kehilangan waktu belajar mengajar sehingga pemborosan waktu kerja dapat
dicegah/dikurangi. Untuk itu, peneliti
membaca berbagai referensi yang berkaitan dengan cara mengatasi permasalahan
tersebut. Akhirnya peneliti memutuskan
pemecahan permasalahan dengan menggunakan Ceklis guru dalam tiap jam
pembelajaran dengan tema penelitian Peningkatan Efektivitas Guru dalam
Pengelolaan Waktu Belajar Murid SD-SD
Binaan se-Kecamatan
_________Kabupaten _______ Tahun Pelajaran ____/____ dengan Menggunakan
CekLis Siswa.
B. Masalah Penelitian Tindakan Sekolah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan
waktu pembelajaran di SDN
se-Kecamatan _______ Kabupaten
_______ banyak terjadi pemborosan
waktu. Hal itu terjadi karena kurangnya disiplin guru dalam menggunakan waktu.
Guru sering meningalkan pembelajaran di kelas, guru sering terlambat masuk ke
kelas sehingga memberi peluang siswa melakukan tindakan yang melanggar tata
tertib sekolah sampai pada siswa secara psikologis terganggu dalam belajarnya.
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian
tindakan sekolah ini, secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah meningkatkan efektivitas
pengelolaan waktu dalam pembelajaran di
SDN Binaan se-Kecamatan _______
Kabupaten _________ Tahun
Pelajaran _____/____ dengan menggunakan ceklis siswa ? Adapun permasalahan
penelitian tindakan sekolah ini secara
terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah
peningkatan efektifitas guru dalam
pengelolaan waktu pembelajaran di
SDN Binaan se-Kecamatan ________
Kabupaten ______Tahun Pelajaran ___/___ dengan menggunakan ceklis siswa
pada tahap pendahuluan pembelajaran?
2) Bagaimanakah peningkatan
efektifitas guru dalam pengelolaan waktu pembelajaran di SDN
Binaan se-Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran _______/__________ dengan
menggunakan ceklis siswa pada tahap kegiatan inti pembelajaran?